Kalau ada kesempatan untuk membenci, adalah kamu, yang pertama dalam daftar urutan "Orang Yang Layak Dibenci".
Jangan tanya apa alasannya, kamu cukup tau itu, pun mungkin semesta juga mengetahuinya — aku menginginkan kamu enyah dari hadapanku. Atau, melemparmu ke galaksi lain. Sayangnya, kamu masih duduk termenung di otak kananku — menjadi imajinasi. Setelah dengan sukses kamu mengitariku, berlari ke sudut otak kiriku — logis dan linier. Kemudian kamu bersemayam dalam hatiku — bermain-main dengan perasaan. Bahkan sedikitpun kamu tak memberiku kesempatan mengambil jarak. Seperti kamu tertawa puas, "Hahaha. Kamu nggak akan bisa lepas dari aku."
Biadab!