“I'm beginning to think that love for me is a bit like Quantum Mechanics, something I know to exist, but have no idea how it works.” 
― R.E. Wentz, A Tropical Depression
Kun, aku agak kecewa tempo hari, alih-alih mendapat jawaban scientific tentang teori Mekanika Kuantum yang aku tanyakan, kamu menumpahkan ketakutanmu untuk jatuh cinta pada pria, yang katamu sih sudah memenuhi kriteriamu. Iya, pria grizzly bear itu.

Oh, untung saja aku teman yang sangat pengertian. Untuk malam-malam sendumu di Tanah Parahyangan, mungkin kamu perlu kutemani dengan playlist berikut sampai kamu berhasil membunuh perasaanmu tersebut.

1. Amiina – Rugla
2. Sucré – Stuck in the Ocean
3. Jill Andrews – Cut and Run
4. The Honey Trees – Love and Loss
5. First Aid Kit – To a Poet
6. Laura Marling – My Manic and I
7. Sóley – The Sun is Going Down II
8. Lykke Li – Possibility
9. Bat for Lashes – The Haunted Man
10. Amiina - What are We Waiting for?

Silakan mendengarkannya di sini. Semoga kamu selalu kesepian, karena kesepianmu lah yang terus memantik kehangatan di antara kita. Hahaha.


Peluk hangat dari Surabaya,

Amelia.


Addendum:
Aku tahu setelah membaca ini pasti kamu akan memprotes untuk mengirimkan file mixtapenya. Tenang. Lagi-lagi aku adalah teman yang sangat pengertian, silakan mengunduhnya di sini.


Terhitung sudah 3 hari ini saya puasa memutar musik di laptop. Bukan karena laptop saya rusak. Bukan. Juga bukan karena saya terlalu sibuk dengan skripsi sampai-sampai lupa mendengarkan musik. Juga bukan. Semua didasari karena kejadian na'as nan ngehe yang menimpa saya di tahun baru.

Tepat tanggal 1 Januari 2014. Sekitar pukul sebelas siang saya berusaha mengumpulkan kesadaran setelah semalaman begadang mengerjakan revisian dan baru tidur ketika Muazin musholla sebelah menyerukan azan Subuh. Iya, betapa rajinnya saya di malam pergantian tahun baru yang biasanya dilewatkan dengan pesta kembang api atau sekedar nongkrong dengan teman-teman dekat— saya malah bergulat dengan koding yang tak kunjung terpecahkan dan berhasil membuat mata berkunang-kunang, serta nyaris muntah. Dengan setengah kesadaran, tanpa cuci muka dan pipi masih penuh iler saya menyalakan laptop masih dengan posisi tiduran. Berharap di Subuh hari yang penuh berkah ketika saya sedang terlelap tidur sebuah mukjizat menerobos kamar, jatuh tepat di laptop dan sekali saya eksekusi program, taraaaaaa! No error. No warning. Tapi saya ditampar oleh kenyataan, bahwa tak ada mukjizat siang itu dan program saya masih tak berjalan sebagaimana dikehendaki oleh dosen pembimbing seperti sebelumnya.

Read More ...


Amelia. Powered by Blogger.